PURBALINGGA –
Pemerintah kabupaten (Pemkab) Purbalingga tahun 2017 ini
menggelontorkan anggaran Bantuan Keuangan Khusus (BKK) bagi desa yang
dinilai memiliki inovasi dan kemauan untuk berkembang. Hal itu
terungkap saat Bupati Tasdi memberikan arahan pada Rapat Persiapan
Pelaksanaan Bantuan Keuangan Khusus tahun 2017, di Operation Room
Graha Adiguna.
Bantuan keuangan khusus tahun
ini, menurut Bupati Tasdi meningkat 100 persen, dari alokasi BKK
tahun 2016 sebesar Rp 8 miliar menjadi Rp 16 miliar di tahun 2017.
Hal itu diberikan untuk merespon dan menangkap pergerakan inovasi
yang dilakukan desa, sekaligus menutup banyaknya kegiatan dan ide
kreatif yang dilakukan masyarakat di desa.
“Desa tidak cukup hanya
diberi ADD dan DD yang peruntukannya sudah ada rambu-rambunya.
Desa-desa yang memiliki inovasi, pemkab tidak boleh diam. Kita
nambaih melalui BKK ini, jumlahnya bervariasi,” kata Bupati Tasdi,
Kamis (28/9).
Disamping itu, BKK yang
merupakan komponen belanja tidak langsung dalam APBD Kabupaten
Purbalingga, diharapkan dapat mendukung berbagai kegiatan yang
dilakukan Pemkab dan DPRD seperti kegiatan Subuh Berjamaah Keliling,
Gebrak Gotong Royong, Sepakbola Kapuk, termasuk kegiatan reses
anggota DPRD.
Dikatakan Tasdi, BKK menjadi
salah satu reward bagi desa-desa yang kreatif dan inovatif yang
diharapkan akan memperkuat pencapaian visi misi daerah dan visi misi
kepala desa.
“Tahun depan, setiap
kecamatan kita anggarkan Rp 1 miliar. Sebagian untuk kegiatan
kecamatan dan lainnya juga akan disalurkan untuk bantuan khusus bagi
desa dari kecamatan,” katanya.
Bupati berharap, setelah BKK
dicairkan dapat segera diimplementasikan dan tidak menyimpang dari
tujuannya. Seperti untuk merealisasikan rencana kegiatan di bidang
pariwisata, ekonomi, olang raga dan kepemudaan, seni budaya serta
keagamaan.
Kepala Badan Keuangan Daerah
(Bakeuda) Drs. H. Subeno, MSi menuturkan, bantuan keuangan dalam APBD
kabupaten Purbalingga secara umum sebesar Rp 340 miliar. Dari jumlah
tersebut, Rp 16,031 miliar diantaranya digunakan untuk Bantuan
Keuangan Khusus dimana Rp 900 juta diantaranya khusus diperuintukan
untuk renovasi lapangan olah raga.
“Sebagian yang belum
dianggarkan pada APBD Perubahan, nanti akan kita realisasikan pada
anggaran tahun 2018,” katanya.
Ditegaskan Subeno, BKK bukan
diperuntukan bagi kegiatan anggaran rutin, namun untuk mendukung
kegiatan infrastruktur desa.
“BKK tidak diberikan
terus-menerus tiap tahun. Dari jumlah desa yang ada, saya menghitung
apresiasi dapat diterimakan dalam siklus tiga tahunan,” jelasnya.
(Kabare Bralink/Hms)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !