PURBALINGGA – Bupati
Purbalingga H Tasdi, SH, MM mengatakan, penandatanganan kesepahaman
bersama tentang Pemanfaatan Barang Milik Negara dan Pengeleolaan
Barang Milik Daerah di Kabupaten Purbalingga untuk Pengusahaan Bandar
Udara Jenderal Besar Soedirman, merupakan momentum bersejarah dan
penting yang telah lama ditunggu warga Purbalingga dan kabupaten di
sekitarnya.
“Dari sisi hari yaitu hari
Jumat merupakan hari yang penuh berkah. Dari sisi tanggal dan tahun
yaitu tanggal 17 November tahun 2017 dapat dimaknai bahwa kita
mempunyai komitmen atau satu tujuan yang sama dalam rangka
mengembangkan pangkalan udara Jenderal Besar Soedirman menjadi
bandara komersial guna mendukung perekonomian, perdagangan dan
pariwisata serta melayani aksesibilitas masyarakat,” kata Bupati
Tasdi, saat memberikan sambutan pada penanddatangan kesepahaman
tersebut di Jakarta, Jumat (17/11).
Penandatangan dilakukan oleh
Bupati Purbalingga H. Tasdi, SH, MM, Gubernur Jawa Tengah H. Ganjar
Pranowo, SH, MIP, Direktur Utama PT Angkasa Pura (AP) II Muhammad
Awaluddin, Asisten Logistik KSAU Marsekal Muda TNI Yadi Husyadi, dan
Direktur Utama LPPNPI (Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi
Penerbangan Indonesia)/Airnav Indonesia, Novie Riyanto.
Ikut hadir menyaksikan
penandatanganan itu Wakil Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi,
SE, B.Econ, jajaran Forkompimda Purbalingga, para pejabat
Purbalingga, Pemprov Jateng, pejabat dari Angkasa Pura II dan dari
Airnav.
Tasdi mengatakan, Kabupaten
Purbalingga menjadi bagian dari pulau Jawa dan berada disisi Jawa
Tengah bagian Barat Selatan. Namun, untuk mencapainya butuh waktu
yang lama. Jika naik pesawat dari Jakarta, harus ke Yogayakarta lebih
dulu, jika naik kereta api juga butuh waktu yang lama. “Jangan
sampai untuk mencapai wilayah Purbalingga dari Jakarta, terasa lebih
jauh daripada ke Papua,” kata Tasdi sembari menambahkan rintisan
bandara Soedirman mulai digagas sejak tahun 2006 sejak masa
kepemimpinan Bupati Triyono Budi Sasongko.
Dalam kesempatan itu, Bupati
Tasdi juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, mulai dari
Presiden Joko Widodo, Menteri Perhubungan dan jajarannya, Mabes TNI
AU, Direktur Utama PT Angkasa Pura II beserta jajarannya, Airnav
Indonesia, Gubernur Jawa Tengah dan semua pihak yang ikut mendukung
terealisasinya bandara komersial Jenderal Besar Soedirman.
“Saya juga meminta maaf
kepada Pak Direktur Utama PT Angkasa Pura II, jika sering telepon
menagih janji realisasi bandara Soedirman,” ujar Tasdi.
Pada kesempatan itu, Bupati
Tasdi menyampaikan harapannya agar pembangunan fisik bandara
Soedirman mulai dilaksanakan tanggal 18 Desember 2017, dan nantinya
akan mulai digunakan satu tahun kemudian pada tanggal 18 Desember
2018. Tanggal 18 Desember merupakan hari jadi kabupaten Purbalingga,”
kata Tasdi.
Sementara itu, Direktur Utama
PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin mengatakan, dengan
ditandatanganinya kesepahaman bersama ini menggambarkan sinergi
Indonesia yang baik. Awaluddin juga mengungkapkan, soal pembangunan
bandara Jenderal Soedirman, beberapa kali ditanyakan Presiden kepada
Menteri Perhubungan. Dan akhirnya hari ini menjadi memontum sejarah
yang telah lama ditunggu.
“Setelah penandatanganan
kesepahaman ini, akan segera dituntaskan Detail Enginering
Design (DED) serta disiapkan Perjanjian Kerjasamanya (PKS).
PT Angkasa Pura II berkomitmen untuk mendukung aksesasibilitas di
wilayah Jateng bagian Barat Selatan,” kata Muhhamad Awaluddin.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo
menyatakan, dengan ditandatanganinya kesepahaman ini menandakan wujud
nyata nasionalisme para pemangku kepentingan. Purbalingga, lanjut
Ganjar Pranowo, merupakan tempat bersejarah lahirnya Jenderal
Soedirman. Dulu untuk mencapai Purbalingga, butuh waktu lama. Jika
naik pesawat dari jakarta ke Yogyakarta, dan masih harus menggunakan
jalan darat. Jika naik kereta, juga butuh waktu lama, apalagi
menggunakan jalan darat dari jakarta ke Purbalingga, bisa butuh waktu
10 jam.
“Jika bandara Soedirman
terwujud, maka akses menuju Purbalingga dan kota disekitarnya akan
semakin terbuka lebar. Apalagi, Purbalingga merupakan kota yang
menghasilkan bulu mata palsu. Banyak pabrik rambut dan bulu mata
palsu yang dipakai oleh artis Holywood. Selain itu, dengan keberadaan
bandara, juga akan membuka akses perdagangan, perekonomian dan
pariwisata. Jika mau ke Dieng atau tempat wisata di Purbalingga atau
sekitarnya, landing pesawatnya nanti cukup di Purbalingga,” kata
Ganjar Pranowo.
(Kabare Bralink/Hms)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !